Kamis, 04 Agustus 2011

PTK DAN EKSPERIMEN


Posted Januari 14, 2010 by bayusatriyawan in Keilmiahan, Penelitian. Ditandai:Penelitian. Tinggalkan sebuah Komentar
I. Penelitian Eksperimen Secara harfiah
Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2).
II. Karakteristik Penelitian Eksperimen
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimental, yaitu, (1)Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang). (2) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental. (3) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak. (4) Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan. (5) Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama. (6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi. (Sumber: www .ncrel.org , Action Research, North Central Regional Education Lab. Diakses Desember 2006.)
III. Penelitian Tindakan Secara harfiah Keilmuan
Penelitian tindakan adalah suatu penyelidikan atau penelitian dalam konteks usaha yang berfokus pada peningkatan kualitas organisasi serta kinerjanya. Biasanya didisain serta dilakukan  oleh praktisi yang menganalisa data  untuk mengingkakan mutu praktek mereka. Penelitian tindakan dapat dilakukan dalam suatu tim atau oleh perorangan. Pendekatan penelitian dengan tim disebut sebagai Penelitian Kolaborativ. Penelitian tindakan memiliki potensi untuk menciptakan peningkatan yang relatif stabil disekolah. Hal ini memberikan kemungkinan baru kepada pendidik untuk melakukan refleksi terhadap cara mengajar mereka, mencari dan menguji ide, metoda, material baru, serta melihat seberapa efektifnya suatu pendekatan baru, berbagi upan balik dengan anggota tim lainnya, membuat keputusan mengenai pendekatan yang akan digunakan dalam satu tim mengenai evaluasi terhadap kurikulum, instruksi serta sistem evaluasi

PERBEDAAN PENELITIAN EKSPERIMEN DENGAN PTK:
1. PENELITIAN EKSPERIMEN PADA UMUMNYA DILAKUKAN SATU KALI, SEDANGKAN PTK BEBERAPA KALI SIKLUS
2. PENELITIAN EKSPERIMEN MENEKANKAN HASIL, SEDANGKAN PTK MENEKANKAN PADA PROSES
PERBEDAAN PENELITIAN LAIN DENGAN PTK:
1. PENELITIAN LAIN INGIN TAHU APA YANG SUDAH TERJADI SEDANGKAN PTK INGIN TAHU APA YANG SEDANG TERJADI
2. AKHIR KEGIATAN PENELITIAN LAIN UNTUK MEMBERI SARAN SEDANGKAN AKHIR PTK UNTUK PERBAIKAN RENCANA KEGIATAN

LAPORAN PPL


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Fakultas  Ilmu Keolahragaan ( FIK ) merupakan salah satu Fakultas di Universitas Negeri Yogyakarta yang visi dan misinya mengembangkan dan menyiapkan serta menghjasilkan tenaga guru pendidikan jasmani ( penjas ) yang memiliki nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan sebagai tenaga profseional. Dalam rangka menyiapkan calon pendidik yang berkualitas tersebut, FIK  memberikan seperangkat pengetahuan  dan ketrampilan  kepada mahasiswa D-II PGSD Penjas tentang proses pembelajaran penjas ke SD-an dan atau kegiatan pendidikan lainya melalui mata kuliah praktik pengalaman lapangan ( PPL )
Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ) adalah mata kuliah yang wajib lulus dengan bobot 4 sks dan merupakan mata kuliah yang bersifat aplikatif dan terpadu dari seluruh lapangan belajar sebelumnya. PPL di laksanakan di sekolah dasar yang telah di tunjuk oleh Universitas Negeri Yogyakarta terutama di wilayah Wates, Kulon Progo.
PPL  D-II PGSD Penjas kelompok 3 ( tiga ) tahun  2010 dilaksanakan di sekolah dasar wates, Kulon Progo , dimana sekolah dasar tersebut terakreditas sebagai sekolah ,rintisan sekolah berstandar internasional  ( RSBI ) dan mrmpunyai sarana dan prasarana serta lingkungan yang mendukung bagi proses pembelajaran.


B.     TUJUAN PPL
Adapun tujuan dari Praktik Pengalaman Lapangan adalah:
1.      Menerapkan segala bentuk pengalaman yang telah di peroleh mahasiswa selama masa studi di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY.
2.      Melakukan praktik secara langsung baik secara terbimbing maupun mandiri.
3.      Mengenal dunia pendidikan, khususnya di Sekolah Dasar secara nyata.
4.      Menyiapkan diri sebagai guru Sekolah Dasar yang Profesional.

C.    MANFAAT  PPL
1.      Bagi Mahasiswa
a.       Menambah pengalaman dan penghayatan mahasiswa tentang proses pendidikan jasmani di Sekolah Dasar.
b.      Memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecah masalah pendidikan, khususnya yang ada di Sekolah dasar.
c.       Memperoleh pengalaman dan ketrampilan untuk melaksanaan pembelajaran dan kegiatan manajerial di Sekolah Dasar.
d.      Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat berperan sebagai, motivator, dinamisvator, dan membantu pemikiran sebagai “problem slover”.
2.      Bagi Sekolah
a.       Memperoleh kesempatan untuk dapat andil dan menyiapkan calon guru penjas di sekolah dasar.
b.      Dapat membantu, pemikiran, tenaga, ilmu dan tekhnologi dalam merencanakan serta melaksanakan pengembangan sekolah khususnya proses pembelajaran penjas.
3.      Bagi Guru
a.       Memperoleh umpan balik pelaksanaan PPL di sekolah guna pengembangan kurikulum dan IPTEK yang di sesuaikan dengan kebutuhan sekolah dasar.
b.      Memperoleh sebagai sumber dab menemukan berbagai permasalahan untuk poengembangan penelitian dan pendidikan.

















BAB II
OBSERVASI

A.    PELAKSANAAN OBSERVASI
Sebelum melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ), mahasiswaq harus dapat melaksanakan observasi ke Sekolah Dasar tempat pelaksanaan PPL. Hal ini di maksudkan agar mahasiswa tahu apa saja yang dibutuhkan dan di persiapkan dalam pelaksanaan PPL, baik yang berhubungan dengan lingkungan sekolah, proses pembelajaran, potensi sekolah, dan sarana prasarana yang dimiliki sekolah. Observasi telah di lakukan pada:
            Hari                 : jum’at
            Tanggal           : 8 juli 2010
            Waktu             : 09.00 WIB
            Tempat            : SD 4 Wates, Kulon Progo

B.     HASIIL OBSERVASI
1.      Lokasi sekolah
SD IV wates terletak di daerah wates, Kulon Progo, yogyakarta, telp. 773748.
Nama sekolah              : SD 4 Wates
N.S.S                           : 10104040104
Alamat Sekolah           : Jl. Stasiun No.4 Wates, Kulon Progo
Kecamatan                  : Wates
Kabupaten                   : Kulon Progo
Propinsi                       : Yogyakarta
Kode Pos                    : 55611
Status Sekolah                        : Negeri

2.      Sejarah Singkat

         SD 4 Wates pada awalnya berdiri tetap 2sekolah dasar yaitu SD Wates 4  dan SD wates 1 yang terletak di wates, kulon porogo. SD IV Wates  memiliki lahan seluas 3.524 m2 berstatus hak pakai dengan bukti lengkap yang Syah. Di atasnya berdiri berbagai sarana dan prasana serta fasilitas yang memadai serta fasilitas yang memadai dengan luas keseluruhan 1.545 m2 yang tewrdiri dari:

a.       Ruang Guru
1.      1 Ruang Kepala Sekolah
2.      1 Ruang Guru
3.      1 Ruang Media Pembelajaran
4.      1 Ruang Komputer
a.       28 komputer
b.      31 meja komputer
c.       14 kursi plastik
d.      3 lemari
e.       1 Mading pengembangan diri
f.       1 AC
g.      29 kursi kayu
h.      1 orjen
i.        1 kipas angin
j.        6 stabilitator
k.      2 angklung
l.        4 printer
m.    2 keyboard rusak
n.      2 CPU rusak
o.      2 salon musik kecil
p.      1 LCD komputer rusak
q.      1 jam dinding rusak

5.      1 Ruang UKS
a.       4 kursi
b.      1 meja
c.       1 kaca
d.      1 wastavel
e.       3 ranjang
f.       2 lemari obat
g.      3 kursi panjang
6.      1 Ruang Perpustakaan
a.       5 lemari susun
b.      3 lemari biasa
c.       Reverensi
d.      Loker
e.       10 Atlas
f.       Grafik peminjaman
g.      Grafik pengunjung
h.      12 meja aritmatika
i.        2 komputer
j.        7 meja
k.      1 kipas angin
l.        2 lemari penyimpanan berkas
7.      12 Ruang Kelaas
8.      1 Ruang LRC
9.      1 Ruang bahasa
10.  1 Ruang seni tari
11.  1 Ruang BP
b.      Ruang penunjang dan fasilitas
1.      1 Ruang gudang
2.      1 Musholla
3.      1 Dapur
4.      2 Rumah dinas
5.      1 Tempat parkir guru
6.      1 Tempat parkir siswa
7.      2 toilet guru
8.      2 toilet siswa
9.      4 toilet musholla
10.  1 gudang olahraga
11.  1 gudang IPA
12.  1 gudang perpustakaan
13.  2 kantin
14.  Taman sekolah

KESEGARAN JASMANI


A. PENGERTIAN KESEGARAN JASMANI
            Secara harfiah physical fitness berarti kesesuaian fisik atau kecocokan jasmani. Dan hal yang harus sesuai dan dicocoki ialah tugas-tugasnya, yang dalam penunaiannya tergantung dari aspek-aspek jasmaniah dan rokhaniah individu bersangkutan. Misalnya untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya diperlukan kesesuaikan bentuk tubuh cabang olahraga bersangkutan, efektivitas organ-organnya untuk cabang olahraga tersebut, dan pandangan atau sikap individu untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Sehingga timbullah istilah:
-          anatomical fitness
-          physiological fitness
-          psychological fitness.
Seseorang dikatakan mempunyai anatomical fitness untuk melakukan suatu usaha/kegiatan, apabila ia memenuhi persyaratan kelengkapan anggota-anggota tubuh yang diperlukan untuk melakukan kegiatan itu.
Seseorang dikatakan mempunyai physiological fitness untuk melakukan suatu kegiatan, bila ia dapat melakukannya dengan tangkas dan dapat pulih (recovery) kembali  dengan cepat dari keadaan yang timbul sebagai akibat kegiatan tersebut. Semua kegiatan memerlukan kekuatan otot, ketangkasan dan daya tahan walaupun tidak sama untuk bermacam-macam kegiatan. Secara singkat physiological fitness ialah kemampuan tubuh untuk berfungsi secara optimal.
            Seseorang dikatakan mempunyai psychological fitness untuk melakukan suatu kegiatan, bila ia mempunyai sifat-sifat mental yang diperlukan, misalnya kemauan yang besar yang memungkinkan mengatasi atau tidak menghiraukan rasa  yang tidak menyenangkan, rasa sakit dan sebagainya sebagai akibat dari berlangsungnya kegiatan tersebut.
            Profesor Soetarman mengemukakan definisi kesegaran jasmani yang kiranya sudah cukup dapat dipakai sebagai sebagai pedoman dalam menghadapi kesimpang-siuran pengertian physical fitness tersebut diatas sebagai berikut:
“Kesegaran jasmani adalah aspek fisik menyeluruh yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap-tiap pembebanan fisik  (Physical stress) yang layak”
            Berat tugas fisik pada seseorang adalah sangat individual, dan tergantung pada tugas pekerjaan masing-masing. Misalnya berat tugas fisik karyawan adsministrasi tentu berbeda dengan karyawan produksi, berbeda dengan staf ahli, berbeda dengan olahragawan dan sebagainya. Semakin berat tugas fisik yang harus dilakukannya, makin tinggi pula kesegaran jasmani yang harus dimilikinya.
B. FUNGSI KESEGARAN JASMANI BAGI PELAJAR
Fungsi kesegaran jasmani diartikan kesanggupan dan kemampuan tubuh untuk melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Dalam bidang olahraga, untuk mencapai prestasi yang tinggi, adanya kesegaran jasmani yang tinggi (baik) pada olahragawan merupakan syarat mutlak yang tidak boleh diabaikan. Adanya tingkat kesegaran jasmani yang tinggi akan dapat meningkatkan penampilan dan mengurangi kemungkinan terjadinya cedera.
unsur kesegaran jasmani yang dititik beratkan pada fisiologi olahraga yaitu:
1.              daya tahan terhadap penyakit
2.              kekuatan dan daya tahan otot
3.              daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan
4.              daya otot
5.              kelentukan
6.              kelincahan melakukan perubahan arah
7.              kecepatan
8.              koordinasi
9.              keseimbangan
10.          ketepatan
Komponen kesegaran ini membantu mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit-penyakit degeneratif dan keadaan yang berhubungan dengan inaktivitas fisik. Sedangkan usur-unsur yang berhubungan dengan performance adalah:
  1. Daya tahan otot
  2. Kelincahan
  3. Ketangkasan
  4. Kecepatan
  5. Tenaga ledak (power)
  6. Keseimbangan
Dengan mengemukakan unsur-unsur tersebut diatas, tidaklah berarti bahwa semua orang harus memiliki dan mengembangkan secara sempurna kesepuluh unsur tersebut, tetapi tergantung kepada kebutuhan dan pekerjaan masing-masing. Tiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karena jantung, peredaran darah dan pernafasan secara langsung menyangkut tingkat kesehatan pelajar.
KOMPONEN KEBUGARAN JASMANI
Komponen Kebugaran Jasmani secara anatomis terdiri dari: Ergo-sistema I (ES-I) dan Ergosistema II (ES-II).
ES-I terdiri dari:
- Kerangka dengan persendiannya
- Otot
- Saraf
ES-II terdiri dari:
- Darah dan cairan tubuh
- Perangkat pernafasan
- Perangkat kardiovaskular
Komponen Kebugaran Jasmani secara fisiologis adalah fungsi dasar dari komponen-komponen anatomis tersebut di atas yaitu:
Fungsi dasar ES-I yang wujudnya adalah:
- flexibilitas
- kekuatan dan daya tahan otot
- fungsi koordinasi saraf
Fungsi dasar ES-II yang wujudnya adalah:
- daya tahan umum, sering juga disebut sebagai daya tahan kardio-respirasi.
http://geraksehat.files.wordpress.com/2011/03/jasmani1.jpg?w=455&h=341
Gambar : Komponen Kebugaran Jasmani
Secara fungsional,
ES-I mewujudkan:
- kapasitas anaerobik yang merupakan faktor pembatas kemampuan maximal primer.
Sedangkan ES-II mewujudkan:
- kapasitas aerobik (VO2 max) yang merupakan faktor pembatas kemampuan maximal sekunder.